Bayi di Sidrap Meninggal Karena Gizi Buruk
rakyatBUGIS.COM - Kisah Pilu Bayi di Kabupateb Sidrap Sulawesi Selatan Meninggal Karena Gizi Buruk. DUKA mendalam masih menyelimuti rumah Sunarti (19), warga Dusun Toddang Bojo, Kelurahan Bangkae, Kecamatan Wattang Pulu, Kabupaten Sidrap. Buah hatinya, Nurul Hidayah (1) telah pergi selama-lamanya karena menderita gizi buruk, Senin (14/3/2016) kemarin.
Sunarti tak bisa membawa putri bungsunya itu ke Puskesmas karena keterbatasan biaya. Ia pun tak memiliki dokumen kependudukan yang sah untuk mendapat bantuan pemerintah.
Jangankan uang berobat, membeli asupan makanan untuk Nurul Hidayah pun agak sulit. Sunarti cuma menggoreng tepung beras untuk dijadikan bubur sebagai makanan sehari-hari almarhum Nurul Hidayah.
Sunarti pun tak memiliki Air Susu Ibu (ASI). Mau tak mau, bayi malang itu cuma diberi minuman teh.
“Dulu dikasi Sun (biskuit). Karena tak punya uang lagi, saya kasi makanan berupa tepung beras yang digoreng. Dia (almarhum) tak pernah saya kasi susu, hanya teh yang bisa saya berikan,” tutur Sunarti kepada Rakyatku.com, Selasa (15/3/2016).
Sunarti tinggal di sebuah gubuk berukuran 3×4 meter bersama 5 anggota keluarga lainnya. Rumah itu milik paman dan bibi Sunarti.
Bibi Sunarti, Masi’ mengungkapkan, sejak November 2015 lalu, anak dari keponakannya ini mulai terlihat lemah dengan bobot badan hanya sekitar 2,5 kilogram saja.
Dia mengaku, hingga akhirnya meninggal Nurul tidak pernah mendapat perawatan medis. “Surat-suratnya tidak ada. Makanya kami rawat seadanya di rumah,” jelasnya.
Penjelasan Dinas Kesehatan
Kepala Bidang Upaya Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Sidrap (Sidenreng Rappang), Mu’Minah membantah pihaknya lalai dalam memantau kondisi kesehatan warga setempat. Dia beralasan, keluarga korban merupakan warga pendatang dan sempat mendapat pendampingan dari petugas kesehatan.
Namun, katanya, tiba-tiba keluarga korban berpindah tempat tinggal tanpa diketahui petugas kesehatan yang sebelumnya mendampingi korban.
“Kami ada rekam mediknya. Korban sempat kami dampingi karena telah masuk dalam kategori anak bawah garis merah (BGM). Tapi kami kehilangan jejak karena keluarga itu menghilang. Praktis pendampingan terhadap korban terputus. Tapi kami akui, jika anak itu meninggal karena gizi buruk jika melihat gambar korban,” jelasnya.
Kendati begitu, kata dia, pihaknya akan melanjutkan pendampingan terhadap keluarga tersebut, terlebih masih terdapat enam penghuni usia anak di hunian itu.
“Akan kita lakukan pendampingan agar anak-anak yang masih ada di rumah itu agar gizinya tetap terjaga. Termasuk akan memberikan tambahan makanan bagi anak-anak mereka,” kata dia.
Sumber: http://rakyatku.com/2016/03/15/news/kisah-pilu-bayi-di-sidrap-meninggal-karena-gizi-buruk.html
Sunarti tak bisa membawa putri bungsunya itu ke Puskesmas karena keterbatasan biaya. Ia pun tak memiliki dokumen kependudukan yang sah untuk mendapat bantuan pemerintah.
Jangankan uang berobat, membeli asupan makanan untuk Nurul Hidayah pun agak sulit. Sunarti cuma menggoreng tepung beras untuk dijadikan bubur sebagai makanan sehari-hari almarhum Nurul Hidayah.
Sunarti pun tak memiliki Air Susu Ibu (ASI). Mau tak mau, bayi malang itu cuma diberi minuman teh.
“Dulu dikasi Sun (biskuit). Karena tak punya uang lagi, saya kasi makanan berupa tepung beras yang digoreng. Dia (almarhum) tak pernah saya kasi susu, hanya teh yang bisa saya berikan,” tutur Sunarti kepada Rakyatku.com, Selasa (15/3/2016).
Sunarti tinggal di sebuah gubuk berukuran 3×4 meter bersama 5 anggota keluarga lainnya. Rumah itu milik paman dan bibi Sunarti.
Bibi Sunarti, Masi’ mengungkapkan, sejak November 2015 lalu, anak dari keponakannya ini mulai terlihat lemah dengan bobot badan hanya sekitar 2,5 kilogram saja.
Dia mengaku, hingga akhirnya meninggal Nurul tidak pernah mendapat perawatan medis. “Surat-suratnya tidak ada. Makanya kami rawat seadanya di rumah,” jelasnya.
Penjelasan Dinas Kesehatan
Kepala Bidang Upaya Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Sidrap (Sidenreng Rappang), Mu’Minah membantah pihaknya lalai dalam memantau kondisi kesehatan warga setempat. Dia beralasan, keluarga korban merupakan warga pendatang dan sempat mendapat pendampingan dari petugas kesehatan.
Namun, katanya, tiba-tiba keluarga korban berpindah tempat tinggal tanpa diketahui petugas kesehatan yang sebelumnya mendampingi korban.
“Kami ada rekam mediknya. Korban sempat kami dampingi karena telah masuk dalam kategori anak bawah garis merah (BGM). Tapi kami kehilangan jejak karena keluarga itu menghilang. Praktis pendampingan terhadap korban terputus. Tapi kami akui, jika anak itu meninggal karena gizi buruk jika melihat gambar korban,” jelasnya.
Kendati begitu, kata dia, pihaknya akan melanjutkan pendampingan terhadap keluarga tersebut, terlebih masih terdapat enam penghuni usia anak di hunian itu.
“Akan kita lakukan pendampingan agar anak-anak yang masih ada di rumah itu agar gizinya tetap terjaga. Termasuk akan memberikan tambahan makanan bagi anak-anak mereka,” kata dia.
Sumber: http://rakyatku.com/2016/03/15/news/kisah-pilu-bayi-di-sidrap-meninggal-karena-gizi-buruk.html
Belum ada Komentar untuk "Bayi di Sidrap Meninggal Karena Gizi Buruk"
Posting Komentar